Bagi seorang fresh graduate yang baru lulus dari kampus, dapat pekerjaan dan gaji pertama, pasti senang rasanya. Bisa punya uang dan membiaya hidup sendiri, beli ini itu, dan syukur-syukur bisa meng-cover kebutuhan keluarga atau orang tua.
Di sisi lain, baru punya uang sendiri juga bisa membuat kewalahan. Terlebih kalau kita nggak terbiasa mengatur keuangan dan menentukan skala prioritas. Apalagi sebagai fresh graduate, gajimu mungkin masih terbatas.
Supaya bisa hidup dengan baik, keuangan tentunya perlu diatur. Untuk bisa mengatur keuangan, selain perlu latihan, kamu juga perlu tahu prioritas apa saja yang harus disusun selama satu bulan penuh. Apa aja prioritasnya? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Anggaran bulanan untuk kebutuhan wajib
Untuk bisa hidup dengan lancar sehari-hari, kamu tentu butuh makan, transportasi, bayar listrik, internet, air, dan bayar kosan untuk yang merantau atau nggak tinggal bersama orang tua. Oleh karena itulah, 50% dari jumlah penghasilan sebaiknya langsung dikunci dan dibuat pos-posnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut selama satu bulan penuh.
Kamu bisa mulai menyusun anggaran, berapa biaya makan dan belanja untuk satu bulan. Berapa tagihan listrik, air, dan internet, hingga berapa biaya yang dibutuhkan untuk transportasi ke kantor. Jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, baru selanjutnya kamu bisa mulai memikirkan pos kebutuhan lain.
Tabungan, dana darurat, dan asuransi kesehatan adalah keharusan
Selain kebutuhan wajib, tabungan, dana darurat, dan asuransi kesehatan juga menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Nggak harus banyak, khususnya untuk tabungan dan dana darurat, paling nggak ada uang yang rutin kamu sisihkan per bulan untuk masuk ke dua rekening tersebut. Toh pada akhirnya nanti, tabungan dan dana darurat akan sangat membantu kamu dalam kondisi darurat. Syukur-syukur kalau bisa menabung 10% dari total penghasilan, akan semakin baik tentunya.
Selain tabungan dan dana darurat, asuransi kesehatan juga perlu kamu pertimbangkan untuk dimiliki. Sebab, biaya rumah sakit nggak murah. Oleh karena itulah kamu perlu asuransi. Kalau masih belum mampu pakai asuransi swasta dengan premi lumayan, paling nggak milikilah BPJS berbayar yang aktif untuk dirimu dan keluarga inti. Ketika penghasilan sedikit demi sedikit membaik, kamu bisa membeli premi asuransi swasta sebagai asuransi utama.
Tahu waktu yang tepat untuk ambil cicilan atau punya akses kredit
Jadi fresh graduate dengan usia yang terbilang muda, pasti sulit rasanya untuk menolak ajakan jalan-jalan, hangout, dan berbagai gaya hidup lainnya dari lingkungan pergaulan. Alhasil, kondisi ini bisa mendorong kamu untuk belanja lebih banyak. Misalnya, mencicil gadget mahal, makan di restoran, sampai terdorong untuk punya akses kredit demi memenuhi gaya hidup.
Ditambah saat ini, punya akses kredit sudah jadi hal yang mudah. Kalau nggak bisa punya kartu kredit, ada layanan cicilan tanpa kartu kredit seperti Kredivo yang lebih ramah bagi fresh graduate yang belum punya histori kredit. Syarat daftarnya hanya:
- Berusia 18 – 60 tahun.
- Punya penghasilan minimal Rp 3 juta per bulan.
- Berdomisili di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, Medan, Bali, Yogyakarta, Solo, Makassar, Malang, Sukabumi, Cirebon, Balikpapan, Batam, Purwakarta, Padang, Pekanbaru, Manado, Samarinda, dan Kediri.
Nggak ada yang salah dengan mengambil cicilan atau memiliki akses kredit. Namun yang harus diperbaiki adalah mindset bahwa akses cicilan berarti bisa membuat kamu bisa belanja atau bertransaksi sesukanya tanpa berpikir panjang.
Pada dasarnya, akses kredit atau cicilan tanpa kartu kredit seperti Kredivo hanyalah sebatas alat pembayaran untuk memudahkan transaksi. Perlu ganti HP baru buat kerja? Cicilan 0% dari Kredivo bisa sangat membantu kalau kamu nggak punya uang untuk beli tunai ataupun cicil pakai kartu kredit.
Belajar mengenal jenis investasi
Jangan sampai salah langkah. Dahulukan tabungan dan dana darurat sebelum kamu memulai investasi, ya. Paralel berjalan, kamu bisa mulai mempelajari aneka jenis instrumen investasi. Mulai dari yang risikonya rendah hingga tinggi sebagai pengetahuan awal. Nantinya jika kamu sudah berada di tarah ekonomi yang lebih baik, dalam artian penghasilan meningkat, tabungan dan dana darurat sudah ada, dan ada “uang dingin” yang bisa dialokasikan ke investasi, itulah saat yang tepat untuk terjun langsung.
Porsi sedekah, dana sosial, dan self reward
Jika masih memiliki uang tersisa setelah mengalokasikan ke berbagai kebutuhan, sedekah, dana sosial, dan self reward juga bisa menjadi hal yang kamu anggarkan dari penghasilan. Selain membantu sesama, bersenang-senang dengan uang yang dihasilkan sendiri juga bisa menjadi bentuk apresiasi pada diri sendiri karena sudah bekerja keras.